Minggu, 30 Desember 2012

About Farokh Bulsara & Queen Part1


About Farokh Bulsara & Queen Part1 1
Brian May tentang personil Queen:”Queen cenderung menjadi keluarga paling stabil yang kami miliki,meskipun sulit untuk melihat bagaimana kami bisa terus bersama-sama selama ini.Roger adalah yang paling ekstrem soal pemborosan dan gaya hidup rock n’ roll.Freddie adalah misteri ,tak seorang pun benar-benar tahu dari mana dia berasal.John adalah pemain bas pendiam biasa…namun dia pemimpin di segi bisnis,dia mempelajari pasar bursa,dan memahami kesepakatan-kesepakatan.Dan saya,saya rasa yang lain akan mengatakan pada Anda bahwa saya adalah anggota band yang paling keras kepala…!”Brian May 1991.

“Gigi saya…saya tidak menyukainya,karena terlalu tonggos,saya ingin merapihkannya,tapi saya tidak punya waktu.Terlepas dari itu,saya ini sempurna.”Freddie Mercury.

“Apa yang membuat kami sukses?Tentu saja,karisma saya”Freddie Mercury.

“Kalau mengingat kembali semua kuteks hitam dan segala macam,saya berpikir,’Ya Tuhan,apa yang saya lakukan?’Dulu saya membutuhkan semua itu diatas panggung.Semua itu membuat saya merasa lebih secure.Tapi sekarang tidak-saya sudah sedikit lebih dewasa.”Freddie Mercury.

“Orang-orang sering waswas kalau bertemu saya.Mereka pikir saya akan menelan mereka.Tapi di balik penampilan saya,saya ini pemalu.”Freddie Mercury.

“Saya bisa sangat lembut,sangat mudah tersentuh,dan sentimental.”Freddie Mercury.

“Saya benci celana berkantong.Omong-omong saya tidak memakai celana dalam.Celana dalam saya adalah…saya.Tak ada apa pun yang disumpalkan di sana.”Freddie Mercury.

Nama lengkapnya Frederick Bulsara berdarah Persia,lahir 5 September 1946,dari pasangan,Bomi(ibu)dan Jer Bulsara(Ayah)di Zanzibar,sebuah pulau yang sekarang merupakan bagian dari Tanzania.Ia menghabiskan masa kecilnya di India.Ayahnya adalah akuntan pemerintah Inggris yang kebetulan di tugaskan di India.Di sini pula ia mengenyam pendidikan dasar.Di sekolah asramanya,St Peter di Pancghani,luar Bombay,ia dikenal cukup cerdas dan sangat menonjol untuk mata pelajaran art/seni dan musik.

Mulai Belajar piano di usia 7 tahun.Namun berkat seorang guru yang melihat bakat musiknya sangat kuat,sang guru menyarankan pada ayah Frederick untuk memberi tambahan kursus piano seusai sekolah.Selain cerdas laki-laki ini juga aktif di teater dan paduan suara di sekolah.Di sini pula Frederick berganti nama menjadi Freddie,setelah teman-temannya sering memanggil dengan nama tersebut.

Tak lama adik perempuannya lahir,Kashmira,terjadi kerusuhan di Zanzibar.Kerusuhan massa ini memaksa Freddie sekeluarga hengkang menuju Inggris. Dengan hanya membawa beberapa koper pakaian dan barang-barang sekenanya,Freddie meninggalkan tanah kelahirannya,saat usianya menginjak 13 tahun.

Di Inggris,Middlesex tepatnya,Freddie muda melanjutkan sekolahnya.Ia mendaftar di Isleworth Polytechnic School untuk belajar art/seni dan lulus dengan nilai sangat memuaskan.Selepas itu Freddie kembali meneruskan ke Ealing College of Art mengambil jurusan Graphic Illustration.Tanpa kesulitan yang berarti ia pun lulus dengan nilai cemerlang menyandang gelar diploma setingkat gelar sarjana untuk Graphic Art & Design pada tahun 1969.

Ia menamai dirinya Mercury,yang diambil dari nama utusan dewa-dewa mitologi.Mungkin dia merasa dirinya memiliki pesan bagi seseorang entah di mana.

Freddie mangenal Brian May dan Roger Taylor dari temannya Tim Staffell(mantan vokalisnya smile yang kemudian membentuk Humpy Bong)Freddie bergabung dengan Taylor membuka kios pakaian bekas di Kensington Market.Roger”Dia mantan mahasiswa jurusan seni yang memiliki gagasan-gagasan kuat mengenai cara menjalankan sebuah grup pop,dan namanya Freddie”.

May dan Taylor bersedia mendengarkan gagasan-gagasan Freddie,meskipun May ingin melanjutkan studinya.Rencana Mercury cukup sederhana:mengkombinasikan heavy-nya Led Zeppelin dengan keeleganan visual.Kekasaran ditambah kepekaan pop sama dengan sukses.Kenapa tidak?Pada masa ini,David Bowie masih merupakan penyanyi folk dengan satu lagu pop yang menjadi hit karena faktor kebetulan.Glam and glitter belum ditemukan(Freddie-lah yang mengawalinya),jadi satu-satunya panutan adalah Jagger,yang selama bertahun-tahun berlenggak-lenggok penuh gaya untuk meraup uang.

“Sekolah seni mengajarimu agar memiliki kesadaran fashion.Dengan begitu kalian satu langkah di muka,”Freddie.Brian ingat Freddie tak pernah ragu untuk berseru lantang:”Kenapa kalian membuang-buang melakukan ini?Kalian harus lebih banyak lagi menggarap materi orisinal.Kalian harus lebih demonstratif,sama seperti cara kalian menangani musiknya.Kalau saya jadi penyanyi kalian,itulah yang saya lakukan!”Mereka tidak ingin terburu-buru.setelah(berdasarkan legenda)gonta-ganti enam pemain bas dalam waktu singkat,mereka akhirnya menemukan the Lucky Seventh,yaitu John Deacon.

Hampir sepanjang tahun 1971,kehidupan berjalan normal.Cikal bakal Queen manggung di sekitar West Country selama musim panas,lewat koneksi-koneksi Taylor.Pada musim gugur,mereka manggung di beberapa kampus di Imperial.May dan Deacon menuntut ilmu;Mercury dan Taylor menjalankan toko mereka,menjual barang-barang seni juga pakaian.Topik-topik diskusi mereka kebanyakan berkisar seputar menjadi musisi professional.

Freddie:”Kami berkata,’Baiklah kita akan terjun ke musik rock dan kita akan melakukannya dengan serius,tidak setengah-setengah.Kita punya karier bagus yang potensial dan kalau kita memang akan mengesampingkan semua kualifikasi yang kita miliki di bidang lain,maka kita bersiap mendapatkan yang terbaik.”

Ayo kita namai grup ini Queen,kata Freddie atas saran Roger.Kenapa tidak? Freddie:”Bertahun-tahun yang lalu saya mengusulkan nama Queen…Itu Cuma nama,namun jelas sangat agung,dan kedengarannya enak…Queen nama yang kuat,sangat universal dan akrab.Nama itu mempunyai banyak sekali potensi visual dan terbuka terhadap segala macam Interprestasi.Saya tentu saja menyadari konotasi gay-nya,tapi itu hanya salah satu sisinya.”Pertunjukan di College of Estate Management,London,adalah kemunculan pertama grup itu dengan menyandang nama Queen.

Pada permulaan tahun 1972,Queen mendapat kabar bagus.Studio rekaman De Lane Lea.Queen bebas menggunakan studio itu untuk membuat demo.Di antara kerja sama De Lane Lea/Queen hadirlah Roy Thomas Baker dan John Anthony,para staf engineer di Trident Studios di Wardour Street..Anthony mengenal May dan Taylor waktu memproduksi single Smile mereke,dan Baker baru saja mendirikan perusahaan produksinya sendiri.Setelah mendengar permainan grup itu,baik Baker maupun Anthony yakin ,inilah musik yang mereka butuhkan.Mereka meneruskannya kepada bos mereka di Trident. Queen merekam album perdana di bawah pengawasan Baker Dan Anthony.

Pada tahun 1974 sinar kesuksesan menerangi Queen.”Seven Seas Of Rhye”,Lagu Freddie Mercury yang mereka masukan ke album pertama direkam ulang untuk kedua kalinya(Queen II).Tak perlu diragukan lagi lagu itu menjadi hit,bukan hanya di Inggris dan Eropa,melainkan juga di Amerika Serikat dan Jepang.



Lanjut gan


Album ketiga(Sheer Heart Attack”1974”) mereka memenuhi standar yang bisa diterima semua pihak.Album itu juga menelurkan hit besar-“Killer Queen”.Freddie,tentang”Killer Queen”:Lagu ini tentang gadis panggilan kelas atas.Saya hanya ingin mengatakan bahwa orang-orang berkelas bisa menjadi pelacur juga.”

Pada musim gugur 1975 dimulailah rekaman proyek paling ambisius Queen saat itu.Mereka melatih materi baru itu selama dua bulan,dan sesi perekamannya semakin lama semakin kompleks,jadwalnya molor lebih dari satu bulan dari waktu yang mereka rencanakan.Album itu adalah A Night At The Opera.Queen bertekad album itu harus lebih menjadi rekaman paling mutakhir(sama sekali tidak menggunakan synthesizer).Setidaknya enam studio rekaman digunakan.Kadang-kadang satu personel band bermain di satu studio terpisah dengan lainnya!

Freddie:”’Bohemian Rhapsody’tidak lahir begitu saja.Saya melakukan sedikit riset,meskipun lagu itu sebenarnya merupakan sindiran dan tiruan opera.Mengapa tidak?Jelas saya tidak mengatakan bahwa saya ini seorang fanatik opera dan saya tahu segala sesuatu tentang opera.”

Produser Roy Thomas Baker mengingat masalah-masalah ketika merekam single itu:”Singel itu direkam sekaligus.Kami merekam bagian pertama dan bagian rock-nya,kemudian bagian tengahnya,sesekali kami merekam drum,setelah mengeditnya-Kami memanjangkan bagian tengah tergantung vokal yang dimasukkan,karena biasanya Freddie tiba-tiba punya gagasan brilian.Dia akan melangkah masuk dan berkata,’Aku punya beberapa ide baru untuk vokalnya-kita akan memasukkan beberapa Galileo disini’…Trek latar utamanya diselesaikan dua hari.Bagian operanya diselesaikan selama tujuh hari atau setidaknya 10 sampai 12 jam bernyanyi tanpa henti,juga tertawa tanpa henti,karena bagi kami itu sesuatu yang lucu sehingga kami histeris saat merekamnya.Setelah itu ada overdub gitar untuk me-mix-nya makan waktu dua hari.Menurut saya,trek itu sendiri menghabiskan waktu tiga minggu karena tiga lagu dilebur menjadi satu untuk menghasilkan trek ini…Orang-orang diuntungkan-mereka membeli singel yang panjangnya tujuh menit,dan makan waktu tiga minggu untuk mengerjakan side A-nya saja.!”Freddie:”Banyak orang mengkritik ‘Bohemian Rhapsody’,tapi siapa yang bisa menandingi lagu itu?Coba sebutkan satu grup yang membuat singel Operatik.Kami bertekad’Bohemian Rhapsody’akan menjadi hit sepanjang masa.Kami dipaksa melakukan beberapa kompromi,Tapi menggunting sebuah lagu takkan menjadi salah satunya!”

Freddie;”Pada satu titik,dua atau tiga tahun setelah kami mulai,kami nyaris bubar.Kami merasa ini takkan berhasil,terlalu banyak hiu di bisnis ini,dan rasanya kami sudah tidak tahan lagi.Namun sesuatu di dalam diri kami mendorong kami untuk terus.Kami belajar dari pengalaman-pengalaman,yang bagus maupun yang buruk…Kami baru menghasilkan uang setelah album keempat,A Night At The Opera.Hampir semua penghasilan kami dihabiskan untuk urusan litigasi dan hal-hal seperti itu.”

1977,di dunia pers musik,ini tidak bisa dibilang berjalan lancar.Para jurnalis muda mendukung band-band yang lebih muda.Bagi mereka seorang Freddie Mercury-yang menyulangi penontonnya dengan sampanye-adalah personifikasi yang sama sekali keliru mengenai musik rock.NME menyiarkan wawancara yang lebih mirip konfrontasi antara Mercury dan jurnalis Tony Stewart di bawah tajuk”Apakah Orang Ini Idiot?”Komunikasi di antara keduanya praktis mustahil:bagi Freddie musik rock menggambarkan sesuatu yang glamour-dia tidak melihat alasan apa pun untuk berpura-pura yang sebaliknya.Akibatnya popularitas Queen pun berkurang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar