Senin, 24 Desember 2012

## [Budaya]:"Rumpun B A T A K"##

Di Provinsi Sumatera Utara ada beberapa etnis asli, yaitu Melayu, Batak Toba, Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak-Dairi, Melayu Pesisir Barat, Siladang dan Nias.

Batak adalah rumpun bangsa yang sering disebut untuk menamakan Batak Toba, Mandailing-Angkola, Simalungun, Karo ataupun Pakpak-Dairi. Walau sebenarnya Cuma orang Batak Toba (termasuk Habinsaran, Silindung, Humbang, Uluan, dan Samosir), saja yang amat berkenan disebut Batak.

Dulu, penulis asing memakai sebutan Batak untuk pemaknaan suku-suku terpencil dipedalaman- pagans; bahkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) oleh W.J.S. Poerwadarminta, memberi batasan dengan makna perompak – perampok.

Dibanyak referensi yang ditulis oleh penulis dari kalangan Batak Toba, Wilayah Batak Toba (termasuk Habinsaran, Silindung, Humbang, Uluan, dan Samosir) lah sebagai muasal dari Mandailing - Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak-Dairi, serta marga-marga dari suku-suku ini selalu dikait-kaitkan ke Batak Toba; sehingga seolah-olah Batak Toba sebagai induk suku, dan yang lainnya sebagai sub-suku.

Hal ini tidak bisa diterima dari suku-suku Mandailing-Angkola, Simalungun, Karo ataupun Pakpak-Dairi.
Mandailing – Angkola sangat tidak berkenan disebut Batak. Mereka berkeyakinan mempunyai latarbelakang sejarah dan peradaban seta peradatan yang berbeda dengan Batak Toba. Z Pangaduan Lubis, seorang budayawan dan sejarahwan Mandailing, berupaya membuktikan bahwa mandailing tidak punya keterkaitan suku dengan Batak Toba, beliau mengggali bukti sejarah selama bertahun-tahun. Begitu juga bagi Karo dan Pakpak.

Jika Batak Toba dan Mandailing-Angkola menyebut kain adatnya dengan istilah Ulos, Suku Simalungun menyebut kain adatnya dengan sebutan Hiou, Uis bagi Suku Karo dan Oles untuk Pakpak. Kata alu aluan atau Salam Horas juga Cuma dipergunakan untuk Batak Toba, Mandailing-Angkola dan Simalungun. Suku Karo memakai salam Mejuah-juah, Pakpak-dairi dengan Njuah-juah. Suku melayu Pesisir Barat memakai salam Oi Lamat dan Melayu di pesisir timur memakai kata alu-aluan atau salam Ahoi.

Setiap Suku-suku dari rumpun Batak ini mempunyai bahasa dan aksara masing-masing. Uli Kozok, peneliti jerman, membagi dlm rumpun selatan (Angkola-Mandailing & Toba), Rumpun utara (Karo & Pakpak-Dairi) serta Simalungun yang terpisah dari rumpun keduanya. Adelaar, ahli bahasa, menyiratkan bahwa Bahasa Simalungun adalah yang paling tua, dengan mempertimbangkan secara histories bahasa Simalungun merupakan cabang dari rumpun selatan yang berpisah dari Batak Selatan sebelum bahasa Toba dan Angkola-Mandailing terbentuk.


Angkat BeerLanjut suhuEmbarrassment

Tangan do botohon ujungna jari-jari, laho manggurithon sidohonku, jumolo ma ahu marsantabi

Ramba na poso naso tubuan lata, halak na poso dope ahu naso umboto hata.


Sy sadar betul, Unang sai makkatai na so markihir ipon. walau mungkin saya belum sempat Jolo ni dilat bibir, asa nidok hata, namun ini Cuma sekadar menyuguhkan seadanya; belum lengkap andaliman, sira pege-nya.

Namun, santabi da oppung,
marsattabi ma ahu to all members this forum
ini Cuma bahan diskusi

tabik

Makasih banyak Om Tatok, aku sebagai putera sumatera jadi tambah punya wawasan mengenai daerah ku sendirirose

Lanjutin yah..aku turut menyimakAngkat Beer

ayo suhu, bukalah wawasan kami dengan persepsi suhu
kami ingin tahu banget tentang apa dan bagaimana supranatural di tanah Batak

Angkat Beer

mantaf..

iya bener.Coba keluarin tu ajian2 versi batak.Setau kami sangat banyak dan dahsyat.
Semoga suhu2 bisa bocoron dikit2..
Ditunggu lo,,.

menunggu pemaparan berikutnya

Lanjutan...

HORASSSS

Setau aku ya....itu suku suku yang disebutkan diatas adalah keturunan dari suku batak toba.Mengapa bisa mempunyai budaya dan bahasa yang berbeda adalah karena faktor daerah dan situasi ditempat mereka.Dalam Legenda disebutkan kalo Debata Mula Jadi Na Bolon Mempunyai keturunan yang bakal menjadi suku suku batak didaerah Samosir.Keturunannya itu tidak menetap disatu tempat(Dinyakini bahwa Daerah kediaman Debata Mula Jadi Na Bolon adalah Pusuk Buhit,Pulau Samosir),dikarenakan berbagai hal,mereka pergi merantau disekitaran Danau Toba.Banyak Budaya yang bisa dicari dan dikaitkan suku batak Toba dengan suku suku batak lainnya.

Dan Dijaman Raja Raja ada juga keturunan Raja batak yang merantau ke Daerah Aceh,dimana masyarakat disana percaya dan yakin mereka juga keturunan orang batak(Baca disebuah buku lupa sapa pengarang dan judulna).Soal mereka tidak mau disebut sebagai suku batak,mungkin ada berbagai hal yang membuat mereka tidak mengakuinya.

sekian dolo ya..
MOHON DIKRITIK KALO SALAH

HORASSSSSSS

Dahulu, sebelum rumpun Batak mengenal kertas; Batak sudah mempunyai aksara dan kitab sendiri. Setiap suku-suku di rumpun Batak mempunyai aksara sendiri dan juga buku sendiri.

buku atau kitab-kitab itu disebut PUSTAHA LAKLAK.

nyimax ah

OM....Salam jumpa. saya muter-muter kesana kemari, eh gak taunya nongolnya disini. Gimana kedepannya Wacana yang disampaikan teman-teman pada porum diskusi Dipondok Raden Haryo Damar kemarin...?

berikut adalah PUANG NI SURAT SAPPULUH SIAH (AKSARA BATAK SIMALUNGUN) dan RAJAH-RAJAH dari PUSTAHA LAKLAK

lihat dihttp://www.spiritualis.org....Spiritualis > Fokus Spiritualis > Pusaka & Jimat

kalo bisa ya jangan dari simalungun aja kakak
mau donk


Quote:Original Posted By kibayusejati â–º
OM....Salam jumpa. saya muter-muter kesana kemari, eh gak taunya nongolnya disini. Gimana kedepannya Wacana yang disampaikan teman-teman pada porum diskusi Dipondok Raden Haryo Damar kemarin...?



Rahayu Ki Bayu Sejati,
Salam jumpa jg Ki. Syukurlah muter-muter Ki Bayu Sejati bs berlabuh ke Forum ini, saya jg "Anak Bawang" di forum ini.
Utk forum diskusi di Pondok Raden Haryo Damar baru-baru ini, kita harus sama-sama bekerja & bekerja sama-sama, agar profesi supranatural ini bs punya arti dan mewarnai.


Quote:Original Posted By freshfanta â–º
kalo bisa ya jangan dari simalungun aja kakak
mau donk



ok Freshfanta, mari kita sama-sama mendiskusikan Pustaha Laklak tidak hanya Simalungun saja. Memang kebetulan, Pustaha Laklak yang ditemukan,sebagian besar adalah Pustaha Simalungun - membahas tentang Hadatuon (dunia supranatural).

Masyarakat Rumpun Batak, dahulu, menggunakan tulisan hanya untuk:
1. Ilmu Supranatural (Hadatuon)
2. Surat (kebanyakan bentuk surat ancaman)
3. Bagi Orang Karo, simalungun dan Angkola-Mandailing, ada ditemukan karya Sastra berbentuk Ratapan (Orang Karo menyebutnya Bilang-Bilang, Simalungun: Suman-Suman, Angkola-Mandailing: Andung), Karya Sastra berbentuk ratapan ini biasa ditulis pada wadah bambu atau lidi tenun.

Prihal ilmu Supranatural (Hadatuon), dalam Pustaha Laklak bisa kita kelompokkan berbagai Ilmu-Ilmu Supranatural Batak, sbb:

1.\tPangulubalang
2.\tTunggal Panaluan
3.\tPamunu Tanduk
4.\tPamodilan/Tembak
5.\tGadam
6.\tPagar
7.\tSarang Timah
8.\tSimbora
9.\tSongon
10.\tPiluk2
11.\tTamba Tua
12.\tDorma
13.\tParanggiron
14.\tPorsili
15.\tAmbangan
16.\tPamapai Ulu-ulu
17.\tRamalan Perbintangan (Pormesa na Sampulu Duwa, Panggorda na Ualu, Pehu na Pitu, Pormamis na Lima, Tajom Burik, Panei na Bolon, Porhalaan, Ari Rojang, Ari na Pitu, Sitiga Bulan, Katika Johor, Pangarambui,dll)
18.\tRamalan memakai Binatang (Aji Nangkapiring, Manuk Gantung, Aji Payung, Porbuhitan, Gorak-gorahan Sibarobat,dll)
19.\tRamalan Rambu Siporhas, Panambuhi, Pormunian, Partimusan, Hariara masundung di langit, Parsopouan, Tondung, Rasiyan, dll

Banyak kita temukan ilmu untuk menyerang musuh dan santet. bisa dalam bentuk racun ataupun ilmu lainnya.

Kita contohkan saja:
PANGULUBALANG,
yaitu washilah yang dijadikan hulubalang Sang Datu (Dukun) untuk menghancurkan musuh dan mahluk gaib lainnya.
Seorg anak kecil diculik, lalu diasuh oleh si Datu. Segala maunya dituruti asal bisa patuh. Pada saat yang ditentukan, kemudian sianak dikorbankan, dgn cara dimasukkan kedalam mulutnya berupa cairan timah yang mendidih. Kemudian mayatnya dipotong-potong dan dicampur dgn beberapa ramuan dan dibiarkan membusuk. Air fermentasi yang keluar dari mayat anak tadi disimpan didalam cawan, lalu sisanya dibakar untuk mendapatkan abunya. Untuk memanggil Sianak yang sudah dikorbankan tadi, disiapkanlah patung. Patung inilah yg disebut Pangulubalang. Patung ini berfungsi untuk penolak bala, sedang datu bisa memanfaatkannya untuk disuruh menyerang musuh, berupa santet.


TUNGGAL PANALUAN,
berupa tongkat sakti yang dimiliki Datu-datu Batak, diyakini bahwa tongkat ini hidup dan bisa disuruh.

PAMUNU/PEMBUNUH TANDUK,
ilmu yg berfungsi untuk menetralkan ilmu kiriman lawan. bisa juga digunakan untuk menyerang musuh. ini berupa tanduk.

PAMODILAN/TEMBAK,
adalah ilmu yg digunakan untuk menembak musuh baik dengan menggunakan senjata (bodil) maupun dengan syarat atau tabas-tabas (mantra) tanpa menggunakan senjata.

GADAM,
ilmu racun sehingga kulit musuh akan seperti penderita kusta.


Quote:Original Posted By kisawung â–º
ayo suhu, bukalah wawasan kami dengan persepsi suhu
kami ingin tahu banget tentang apa dan bagaimana supranatural di tanah Batak


ayo juga Ki Sawung, sama kita sharing wawasan dengan persepsi Ki Sawung
bagaimana supranatural di tanah Batak. Krn Tondi dohot Sahala ni Siregar ada pada Ki Sawung, ditambah Ki Sawung jg intens berdiskusi dgn Bang Tanggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar