Selasa, 01 Januari 2013

[KISAH UNIK]Kisah Sinshe Spesialis Koruptor di Bareskrim


[KISAH UNIK]Kisah Sinshe Spesialis Koruptor di Bareskrim 1

Quote:Alam hanya duduk dan tertunduk lesu di teras Bareskrim Polri. Langit yang mulai gelap dan gerimis yang turun Kamis, (6/12), tak juga berhasil “memaksa” lelaki yang rambutnya mulai beruban itu untuk beringsut dari tempatnya duduk. Padahal tempias air hujan yang jatuh dari langit telah membasahi sebagian bajunya.

“Saya menunggu penyidik. Sudah sejak jam 10 tadi hingga kini pukul 4 sore dia juga belum nongol. Tapi gimana lagi, saya tunggu sajalah. Katanya dia ada acara dengan Kapolri,” katanya.

”Kalau ketemu dia, siapa tahu saya dikasih rejeki. Soalnya sekarang rejeki dari tahanan di Rutan Bareskrim sepi. Seret,” tambahnya.

Alam selama ini memang menggantungkan sebagian besar rejekinya dari tahanan Rutan Bareskrim. Dia berprofesi sebagai sinshe yang meramukan obat-obatan China untuk para tahanan di Rutan Bareskrim Polri.

Untuk menambah daya “gebrak” obatnya, dia melengkapinya dengan pijatan dan totok refleksi. Sudah 10 tahun ini Alam yang giginya sudah banyak yang tanggal itu nongkrong di Bareskrim Polri.

Tapi apa daya, kini sel di Bareskrim menurut Alam, semakin suwung atau sepi dari tahanan berkantong tebal yang biasanya identik dengan tahanan kasus korupsi. Ini terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin jarang menitipkan tahanannya ke Rutan Bareskrim, karena telah memilik Rutan sendiri di kantornya di Kuningan.

Apalagi kini, KPK bahkan resmi telah memakai rumah tahanan militer (RTM) milik Kodam Jaya di Guntur, Menteng, Jakarta Pusat yang otomatis akan membuat Bareskrim Polri tak lagi menjadi tempat penitipan tahanan yang utama.

Terbayang, semakin seretnya masa depan isi dompet Alam. Musim paceklik akan bertambah panjang, entah sampai kapan.

Bukan Cuma Dia Yang Seret

“Susah banget untuk cari duit kini. Dulu dapat Rp 2-3 juta untuk satu paket obat ditambah pijatan, gampang sekali. Ada beberapa koruptor langganan saya. Sakitnya pun macam-macam ada yang asam urat, darah tinggi, dan diabetes,” beber Alam sambil menyebut beberapa nama pasiennya itu.

Tapi kini semua itu hanya kisah masa lalu karena pasien-pasien lamanya itu telah “lulus”, baik telah bebas karena usai menjalani masa pidana, atau telah dipindah ke Lapas. Sekadar Rp 200 ribu per bulan pun saat ini belum tentu dia dapat andai mengandalkan tahanan di Rutan Bareskrim. Tas kecil warna hitam yang biasa dia tenteng pun tak lagi berisi ramuan-ramuan obat.

Sekedar diketahui, tahanan-tahanan berduit milik KPK yang pernah dititipkan di Rutan Bareskrim Trunojoyo, diantaranya, adalah Darianus Lungguk Sitorus atau DL Sitorus, Artalyta Suryani alias Ayin, mantan gubenur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, dan mantan Deputi Gubenur BI Aslim Tajudin.

Kini tahanan milik KPK yang tersisa di Bareskrim tinggal Ridwan Sanjaya yang tersangkut kasus pengadaan Solar Home System (SHS) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sementara Direktorat Pidana Korupsi Bareskrim tak mempunyai satupun tahanan.

”Bukan saya saja yang mengeluh, tapi para (polisi) penjaga Rutan juga mengeluh karena segalanya sedang seret. Susah. Pokoknya susah,” tegas Alam yang mendapatkan keahlian sinshe dari leluhurnya yang memang berasal dari dataran Tiongkok ini.

Peluang Bisnis Gara-Gara Ditahan

Awal mula Alam menemukan usaha di Bareskrim Polri juga cukup unik. Sambil terkekeh dia berkisah ”Gara-gara mickey mouse (sejenis judi ketangkasan). Dulu saya ditangkap oleh Pak (Samuel) Ismoko saat saya melihat orang-orang main judi di kawasan Kota. Saya ditahan di Bareskrim dan kena 3,5 bulan.”

Nah, saat berada di dalam tahanan itulah, suatu hari, Alam menunjukan keahliannya untuk mengobati tahanan yang lainnya. Alkisah, menurutnya, dengan sekali “gebrak” jemarinya, pasien sesama tahanan itu berhasil dia sembuhkan.

Melihat hal tersebut, para polisi penjaga Rutan pun ikut memanfaatkan jasa Alam dan bahkan hingga Ismoko di belakangan hari.

Ismoko yang merupakan mantan Direktur Eksus Bareskrim Polri itu memang pernah ditahan oleh insitusinya sendiri pada tahun 2005 lalu.

Dia dituding melakukan penyalahgunaan wewenang saat menyidik kasus pembobolan dana BNI cabang Kebayoran Baru 2003 senilai 1,7 triliun. Ismoko dituding menerima suap Rp 15,5 miliar dari Adrian Waworuntu yang dijadikan tersangka dalam kasus itu.

Dalam sidang di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Ismoko dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi oleh majelis hakim. Dia pun divonis 1 tahun 8 bulan kurungan plus dihukum membayar denda Rp 50 juta subsidair satu bulan penjara.

”Saat Pak Ismoko di dalam (Rutan) saya juga sering diminta untuk mengobati,” lanjutnya.

Karena sudah tahunan “beroperasi” di Rutan Bareskrim, Alam memang leluasa untuk bisa masuk ke dalam Rutan karena telah dikenal. Dia seperti memiliki free pass yang bisa dia gunakan kapan saja. Tapi tentu semua itu tak lagi ada artinya saat ini.

Mengapa tak mengejar pasien-pasien lamanya yang telah dipindah ke Lapas? Alam menjawab jika dia kesulitan menjalankan bisnisnya di tempat lain. Itu karena dia belum dikenal oleh petugas di tempat itu sehingga ada ”pajak” yang harus dia bayarkan yang kadang lebih besar dari rejeki yang dia terima.

”Pernah saya kejar sampai ke Lapas, eh tapi ujungnya saya malah rugi. Kalau di sini (Bareskrim) saya tak pernah dimintai duit oleh petugas, bahkan justru dibagi duit kalau mereka ikut saya obati,” akunya, lalu tersenyum.

Senyum Alam mungkin akan lebih mengembang andai Irjen Djoko Susilo, tersangka kasus korupsi simulator SIM, tidak diinapkan di rutan TNI oleh KPK, melainkan mampir ke Trunojoyo.


SUMBER


kalo ngandalain tahanan berkantong tebal di bareskrim polri ...kek-nya susah...mending pindah saja ke KPK...apalagi ada om Andi disitu......Big Grin


BELUM ADA YG KOMENG....SUNDUL......Ngakak


Ngakakngarepin rejeki kok begitu ya tragis lah dengan kata lain ngarepin para koruptor tambah banyak di trunojoyo


”Pernah saya kejar sampai ke Lapas, eh tapi ujungnya saya malah rugi. Kalau di sini (Bareskrim) saya tak pernah dimintai duit oleh petugas, bahkan justru dibagi duit kalau mereka ikut saya obati,” akunya, lalu tersenyum.

nah ini yg gw heran

kemarin2 polri tereak anti korupsi
koq maseh ada yg kek gene yakBig Grin


Quote:Original Posted By yshs2 â–º
”Pernah saya kejar sampai ke Lapas, eh tapi ujungnya saya malah rugi. Kalau di sini (Bareskrim) saya tak pernah dimintai duit oleh petugas, bahkan justru dibagi duit kalau mereka ikut saya obati,” akunya, lalu tersenyum.

nah ini yg gw heran

kemarin2 polri tereak anti korupsi
koq maseh ada yg kek gene yak Big Grin


Kagak bakalan ilang itu mah....udah mengakar..
yang teriak-teriak kemarin kan cuman basa-basi aja,,,mungkin juga sama anak buah di bawahya di kentutin mukanya,,, cuman dari kejauhan aja kagak keliatan
NgakakNgakakNgakak

pindah ke kpk wae, Shinse

koruptornya masih betah di kantor. belon masuk rutan.Malu
mending cari dikantornya. dijamin banyak.

ijin nyimak dulu aja.

Aya2 wae sinshe kok bangga amat obatin koruptor, bukannya sana berderma ngobatin org2 miskin yg ga punya biaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar