Sabtu, 29 Desember 2012

Memandu Salik Menuju Sang Khalik -> BERSERAH PADA TAKDIR DAN ANUGRAH


Memandu Salik Menuju Sang Khalik
" Pertama ane minta izin dulu sama mr.momod yg sekiranya udah ngizinin ane bikin tread ini, mohon izin juga sama sesepuh yg lebih pinter hebat n jago, thread ini ga lebih hanya sekedar shearing dan berbagi ilmu, kalaupun ada kata" dan keterangan yang salah mohon di maafkan karna thread ini hanya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan ane yg newbie, ataupun agan - agan punya pendapan lain mohon shearing aja gan."


Budayakan
- CendolBlue Guy Cendol (L)
- Silaturahmi

( NO JUNK, NO SARA, APE LAGI GONTOK - GONTOKAN )



I Love Kaskus (S)I Love Kaskus (S)I Love Kaskus (S)I Love Kaskus (S)I Love Kaskus (S)



Spoilerfor kesadaran spiritual:



Kesadaran spiritual, tidak hanya bagi para salik dan murid - murid tasawuf, tapi juga untuk umum para peminat oleh batin. hidup haruslah memiliki satu tujuan, dan ketika kita tau dan sadar tujuan hidup kita adalah yang maha tunggal, maka perjalanan batin, spiritual, ghoib pun akan di mulai di sertai proses yang penuh manfaat dalam hidup, semua ilmu akan terserap dan di berikan secara ridho dari yang maha berilmu, semua manusia berpotensi untuk sukses, baik sukses dalam bidang nya masing masing, baik itu usaha, asmara, spiritual, supranatural, dll, sebaiknya di sertai kerendahan hati dan KEYAKINAN yang tinggi agar setiap hal yang kita lakukan baik dalam bidang ke ilmuan bisa mencapai titik kesuksesan dan tingkat keberhasilan. Kenapa harus yakin?, karena dengan kita yakin "apa yang kita harapkan dan usahakan bisa terkabul. inti dari semua harapan, usaha, pekerjaan, apapun yg di lakukakan dan di kerjakan diri adalah terkabulnya sebuah doa, terjadinya moment atau situasi sesuai dengan harpan itu sendiri. Biasakan antara UCAPAN, TEKAD, DAN LANGKAH harus sama agar tidak terdapat keraguan di dalam diri kita kaskusser






Spoilerfor BERSERAH PADA TAKDIR DAN ANUGRAH:



" Termasuk Tanda pengandalan pada amal ialah berkurangnya harapan ketika ada kesalahan"
Tidaklah mudah melepaskan diri dari keterikatan hati pada apa yang kita kerjakan. Kita bahkan sering memenuhi pikiran dan perasaan kita denganya. Bukan hanya saat mengerjakan, tetapi terlebih sesudahnya. Tentu ini karena kita ingin sempurna melewati semua proses kerja (amal) hingga akhir. akhirnya, tanpa kita sadari, kita lupa menempatkan Allah dalam perbuatan dan tindakan kita. Padahal, kita mestinya "melibatkanya" sejak awal agar apa pun hasilnya tidak mengubah kedudukan kita di sisinya, maka, bekerja keraslah sembari tetap beribadah. Beribadahlah dengan benar dan ikhlas maka bekerjapun menjadi lepas. Bila tergoda, senantiasalah luruskan niat.

"keinginanamu untuk melulu beribadah padahal Allah masih menempatkanmu pd posisi harus berusaha (mencari nafkah) termasuk syahwat yang samar. Sebaliknya, keinginanmu untuk berusaha padahal Allah telah menempatkanmu pada posisi melulu beribadah merupakan bentuk penurunan semangat dari tekad yang tinggi"

Tidaklah mudah untuk belajar menjalani "peran bawaan" ini menjadi Khalifah di bumi, dalam bagianya masing - masing. Karena itu, kita mesti menerima dengan wajar perbedaan peran satu sama lain. Biarkanlah ada di antara kita yang memperkenalkan diri pd khalayak ramai untuk membawa mereka kepada kesejahtraan hidup. biarkan juga di antara kita ada yang tetap "tersembunyi" untuk menjaga keseimbangan hidup. Dalam bahasa awam, kita boleh beraktifitas di duniaformal maupun informal, memperoleh profit ataupun benefit, sepanjang tidak melupakan keterkaitan kita dengan Allah, dengan begitu, kita akan lebih mudah menerima "kenyataan" bersamanya.


"menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir"
Pertemuan antara kehendakmu dan kehendaknya bagaikan angin yg membatasi busur panahmu dengan sssaran. Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja angin "membelokan" busurmu ke arah yang lain. Tugasmu hanyalah memfokuskan perhatianmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil "membidik" tepat sasaran. Selanjutnya biarkan ketentuan-nya yang bermain. Karena sejujurnya kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi saat busur melesat dan mengarah ke sasaran. Berbelok atau lurus?

" Istirahatkan dirimu dari ikut mengatur (urusan) Sebab apa yang telah diurus untukmu oleh selainmu (ALLAH) tak perlu lagi kau turut mengurusnya"
Ini kebiasaan unik manusia pada umumnya. meskipun sudah "mewakilkan" urusan kita pada orang lain, kita terus mencampuri dan melibatkan diri.inilah yang menyebabkan kita selalu kelelahan dalam hidup ini. Sebab, kita tidak pernah istirahat dari hal-hal yang sesungguhnya sudar di urus orang lain. Begitupun, kita sering meragukan" kekuasaan Allah atas apa yang sesungguhnya telah di urus Olehnya. karena itu, alih-alih kita damai menjalani kehidupan ini, kita malah makin tertekan.


"Kesungguhanmu meraih apa yang telah dijamin untukmu dan kelalaianmu mengerjakan apa yang dituntut darimu merupakan bukti padamnya mata hati"

Tidak sepantasnya kita hidup dengan penuh ketegangan, sebab ketegangan dan rasa kebutuhun duniawi dan melupakan kepentingan ukhrawi, kita ibarat orang yang berjuang menggapai kebahagiaan "sesaat" untuk penderitaan "seabad". Kita membutakan diri dari penghambaan kepadanya dan jatuh pada penghamaan pada dunia.

"Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang - ulang permintaan. Janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang dia pilih untukmu. Bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri. Dan pada saat yang dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini"
Allah lah yang paling tahu keadaan dan keinginan kita. Bahkan, saat kita sendiri bingung dengan keadaan yang meliputi kita dan banyaknya keinginan yang mengganggu pikiran kita. Kita saja yang sering kali tidak sabar pd ketentuanya. Atau, bisa jadi abai terhadap setiap"tanda" pengabulanya. Permintaan kita berubah-ubah, tidak istiqamah. Tetapi pengabulanya selalu kita tuntut tunai. Doa kita perlakukan seperti sebuah garansi tanpa batas, padahal, berulangnya doa tak berarti berturut-turutnya pengabulan. Allah maha mengetahui kebutuhan kita. Berserahlah...

YA HAYYU YA QAYYUM birahmatika astaghitsu......
Allah senantiasa memberikan sesuatu dengan ukuranya. tidak ada sangkut pautnya dengan kelayakan seseorang menurut ukuran dirinya sendiri. Sungguh, betapa banyak dari kita yang memperoleh pencerahan spiritual meskipun mereka tidak belajar secara formal. Betapa sering Allah memberikan sapaan-sapaan lembutnya kepada mereka yang "amal"nya sedikit, dan bukan kepada mereka yang hidupnya penuh dengan amal. Jadi Bukanlah wilayah kita mempertanyakan kebijakanya. Sebab, Allah berbuat menurut kehendaknya, bukan menurut kehendak hambanya, jadi selalu mintalah rahmatnya, bukan keadilanya.

@Al-HIKAM




"ILMU INI ADALAH ILMU YANG PERLU DI KOMUNIKASIKAN DAN DI KONSULTASIKAN BERDISKUSI DENGAN MUSLIM LAINYA, JD MOHON UNTUK BERSILATURAHMI DG UNTAIAN KATA YG MUDAH DI PAHAMI, KALO ADA YANG TIDAK DI MENGERTI DAN SULIT DI PAHAMI, SILAHKAN PM"

JANGAN MENJADI MUSLIM YG MEMBUAT ATURANYA SENDIRI, ATURAN TELAH JELAS TERTULIS DI DALAM AL-QURAN DAN HADIST, SEKIRANYA ILMU, KATA, DAN JIKA TUJUAN SERTA KATA - KATA DARI THREAD INI KLUAR DARI AL-QURAN DAN HADIST, SILAHKAN DI HAPUS.
WASALAM


"jangan lupa rate and cendol gan"


Pindahan dari
Forsup

Salaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar